nyssenate31.com – Sejumlah 16 pemenang Hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi telah menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai potensi dampak negatif terhadap ekonomi Amerika Serikat dan global, apabila Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan Trump berpotensi menaikkan biaya hidup dan mengganggu stabilitas ekonomi.
Dilaporkan oleh Aljazeera, pernyataan ini dikeluarkan melalui sebuah surat terbuka yang ditandatangani pada Selasa (25/6), oleh beberapa ekonom terkemuka termasuk Joseph Stiglitz dari Universitas Columbia, Robert Shiller dari Universitas Yale, dan Sir Angus Deaton. Mereka mengkritik kebijakan fiskal yang dianggap bisa mengaktifkan kembali inflasi tinggi dan memicu ketidakstabilan.
Dalam surat tersebut, para ekonom menekankan pentingnya supremasi hukum serta kepastian ekonomi dan politik sebagai faktor utama dalam keberhasilan ekonomi. Mereka juga menyoroti pentingnya mematuhi norma-norma internasional dan menjaga hubungan stabil dengan negara lain, hal yang mereka percaya terancam oleh pendekatan yang tidak menentu dari Trump.
Selanjutnya, para Nobelis ini juga memberikan pujian kepada kebijakan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden AS Joe Biden, khususnya dalam pemulihan pasar tenaga kerja yang kuat dan merata pasca-pandemi. Mereka menyatakan, “Kami semua setuju bahwa agenda ekonomi Joe Biden jauh lebih unggul daripada agenda ekonomi Donald Trump.”
Mereka juga menyebut keberhasilan Biden dalam mengesahkan investasi besar-besaran di sektor-sektor kritikal seperti infrastruktur, manufaktur domestik, dan inisiatif iklim, yang dinilai dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi tekanan inflasi jangka panjang dan memfasilitasi transisi ke energi bersih.
Sementara itu, dalam konteks persaingan elektoral, Trump dan Biden terlihat bersaing ketat dalam jajak pendapat menjelang debat presiden kedua mereka yang akan berlangsung pada Kamis (27/6). Meskipun demikian, dalam survei terbaru dari ABC News/Ipsos, Trump dinilai lebih dipercaya dalam mengelola ekonomi dan inflasi, dengan selisih 14 poin persentase dibandingkan Biden.
Trump, di sisi lain, telah berkomitmen untuk mengurangi pajak, menangani imigrasi ilegal, meningkatkan tarif impor, serta membatalkan banyak kebijakan energi bersih yang dicanangkan oleh Biden, jika ia berhasil terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.