Arsul Sani yang merupakan anggora Komisi III DPR RI memberikan pendidikan politik kepada para santri Pondok Pesantren di Jlamprang Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Minggu (18/12/2022). Dalam hal tersebut, Arsul Sani menyampaikan mengenai pemilihan umum kepada para santri.
Diharapan seratusan santri di Batang tersebut, Arsul Sani menyampaikan kalau memang saat ini kegiatan berkampanye untuk pemilu masih dilarang. Namun untuk memberikan pendidikan politik ke masyarakat diperbolehkan.
Menurut Arsul Sani, pendidikan politik adalah hal yang penting untuk para warga Indonesia yang sudah berusia 17 tahun dan sudah memiliki kartu tanda penduduk (KTP), atau dia sudah menikah. Penting bagi mereka untuk tahu mengenai pemilu, pilkades, pilkada, dan juga Pilpres.
Arsul menyampaikan bahwa sebagai warga Indonesia kita memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai pemimpin. Selain itu kita juga memiliki hal untuk memilih siapa yang pas menjadi calon kepala desa, calon bupati, calon legislatif, sampai ke calon presiden.
Di kesempatan tersebut, Arsul Sani juga menyebutkan beberapa nama yang diperkirakan akan menjadi calon Presiden RI di Pilpres 2024, sebut saja beberapa nama seperti Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Jawa Tengah, Mentri Pertahanan Prabowo Subianto, sampai ke mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam kesempatan itu ia juga menyebutkan beberapa nama yang diperkirakan akan menjadi calon Wakil Presiden, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Khofifah Indar Pariwangsa.
“Oleh karena itu, para santri dan santriwati yang sudah memiliki memilih memiliki kewajiban untuk memberikan hak suaranya karena negara kita menganut sistem demokrasi. Demikian juga, seyogyanya para santri harus ‘nderek’ (ikut) sama romo kiai,” katanya.
Suyono, yang merupakan mantan Wakil Bupati Batang mengatakan bahwa para santri yang ada di pondol pesantren juga merupakan generasi bangsa yang berpotensi untuk memperbaiki politik demokrasi yang ada saat ini. Hal ini karena mereka merupakan masyarakat yang beragama dan berakhlak.
“Tentunya politik untuk membangun negeri, bukan politik kasar, dan bukan politik korup. Oleh karena itu, bagaimana kita bisa menciptakan anak muda menjadi generasi penerus yang hebat dan sukses dunia dan akhirat,” Ucapnya.